Sabtu, 24 November 2018

Membuka Diri Pada Media Sosial


Saya pertama kali mengenal media sosial itu facebook, yahoo messenger, twitter dan blog. Kesininya pakai BBM, WhatsApp, Line, Youtube, instagram dan lain-lain. Media sosial sendiri memiliki arti media daring di mana penggunanya bisa berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi seperti blog, jejaring sosial, forum chat dan dunia virtual.
Saya ingat dulu tahun 2009, saking cintanya pada buku dan dunia penulisan, saya suka mendengarkan acara bedah buku di sebuah radio swasta di Bandung. Dari kuis acara bedah buku itu, saya mendapat hadiah buku berjudul ‘Facebook, Situs Social Networking Bernilai 15 Miliar Dolar’. Kebetulan suami baru saja memiliki laptop dan modem. Saya pun mempraktekan tutorial cara membuat akun facebook yang ada dalam buku tersebut. Di situlah pertama kali saya menggunakan sosial media.
Selanjutnya di facebook saya berkenalan dengan para penulis senior yang menyelenggarakan kelas online tentang penulisan. Demi supaya kemampuan menulis saya berkembang, saya pun mendaftarkan diri ikut kelas tersebut. Ruang kelasnya  menggunakan Yahoo Messenger karena saat itu belum ada fitur grup facebook.
Nah karena dari situ saya merasa lumayan pede menulis, maka saya pun mencoba membuat blog. Blog yang awalnya hanya berisi curhat-curhat semata haha... Namun semakin kesini, semangat menulis saya semakin membuncah. Semua ilmu dan pengalaman tentang penulisan yang saya dapatkan, tumpah ruah di blog. Walau kalau dibaca sekarang kok rasanya kacau balau hahaha....
Sekarang media sosial sudah sangat banyak macamnya. Tinggal kita bijak-bijak saja dalam memanfaatkannya. Tidak semua media sosial mesti kita gunakan. Saya dulu semangat sekali facebook-an. Apa saja saya ungkapkan di facebook. Namun sekarang dengan semakin beragamnya teman di facebook saya, saya merasa kurang nyaman lagi untuk posting sebebas-bebasnya. Sekarang facebook hanya saya gunakan untuk mengetahui perkembangan dan informasi saja. Kalau pun hendak posting status, hitung-hitung dulu deh manfaat dan mudharatnya.
Begitulah saya yang selalu ingin mengetahui hal baru. Karenanya media sosial apapun saya buat sendiri tanpa pernah ada guru secara langsung. Ketika rame tumblr, plurk, path, saya ikut bikin juga. Tapi tidak pernah saya gunakan hingga ada yang tutup dan tidak dipakai lagi. Bagi saya tidak ada ruginya mengetahui sesuatu yang baru karena dunia ini berkembang. Jika kita tidak memegangnya maka orang lain yang akan memegangnya. Kuncinya kita harus siap membuka diri dengan tetap berpegang pada norma-norma yang kita pegang.
Alhamdulillah sekarang media sosial sudah saya gunakan untuk mendapatkan penghasilan. Meskipun kebutuhan rumah tangga telah dicukupi suami, namun suami mengijinkan saya menyalurkan minat menulis saya melalui buku dan blog. Asal tidak mengganggu tugas saya sebagai istri dan ibu. Ya, menurut saya kenapa tidak bermedia sosial jika itu mendatangkan manfaat? Padahal kita membutuhkan atau merasakan manfaat tersebut. Jangan sampai kita menutup diri dan nyinyir pada orang lain yang bermedia sosial, sementara anak-anak kita yang belum tentu mendapatkan manfaat bermedia sosial, malah kita membiarkan menggunakannya.

2 komentar:

  1. Intinya kita hrs bijak menggunakan media sosial ya mbak. Kalau kita sebagai blogger maka manfaatkan media sosial itu untuk aktivitas ngeblog dan membangun jaringan di dunia maya.

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya :)