Jumat, 19 Oktober 2018

Perpustakaan Salah Satu Cara Irit


Saya termasuk orang yang suka memanfaatkan perpustakaan daerah dengan seluruh fasilitas gratisnya. Waktu anak-anak masih kecil, tiap hari sabtu saya pasti 'rekreasi' ke perpustakaan.

Memang rempong sih, bawa 5-6 anak sekali jalan. Kadang dalam keadaan hamil juga. Ada yang digendong dan yang dipegang kakak-kakaknya. Setiap kakak punya tanggung jawab yang sudah disepakati bersama sejak dari rumah.



Untuk menghemat, dari perumahan kita jalan kaki sampai terminal. Pernah pas jalan berombong-rombongan ini, sepasang tetangga suami isteri menghentikan kendaraannya dan mengajak kita sampai ke jalan besar. Wah...ini benar-benar anugerah, karena ongkos angkotnya jadi bisa dikurangi 😄.

Itu baru cerita di perjalanan.

Di perpustakaan, kita bisa menghabiskan waktu mulai dari jam buka hingga perpustakaan tutup kembali (08.00 - 15.00 wib). Untuk makan siang, kita mengakalinya dengan membawa nasi dan lauk pauk dari rumah. Pas jam istirahat, ruang perpustakaan ditutup. Kita pun makan siang dulu di emper mushola.

Manfaat GRATIS yang saya dapatkan untuk anak-anak selain baca dan pinjam buku gratis adalah kursus-kursus gratis. Kursus bahasa inggris, kursus tari, kursus menggambar, kursus memainkan alat musik, dan masih banyak lagi.

Memang sih, tidak sampai pada tingkatan expert. Tapi, untuk mengisi waktu anak dengan kegiatan positif, bagi saya cukupan lah. Saya lebih melihat kepada hasil non fisik, seperti keceriaan anak-anak, kreatifitas, keberanian tampil, dll. Justru bekal itulah yang mendorong anak mengeluarkan potensi-potensi yang ada di dalam dirinya.

Saya pernah merasa sedih, saat anak-anak berhasil menerbitkan buku-bukunya. Ada seorang Ibu, tanpa bertanya proses kreatif bagaimana anak-anak saya bisa berprestasi, dia langsung berkomentar di hadapan saya:

" Saya juga bukan tidak mau anak-anak saya seperti itu. Tapi, ya darimana juga modalnya?!"

Tanpa menunggu jawaban saya, si ibu langsung pergi.

Sungguh, saya terpana dan sakit rasanya mendengar komentar seperti itu. Tapi, ya sudahlah. Saya bertekad tidak mau dipengaruhi oleh sikap negatif orang lain.

Sekarang waktu berlalu. Anak-anak sudah pada besar dan menyebar di berbagai tempat. Saya hanya berharap anak-anak selalu ingat bahwa keberhasilan-keberhasilan mereka bukanlah didapat dengan gampang. Tapi karena keinginan dan usaha keras mereka juga, sejak awal.

I love you, anak-anakku 😘😘😘😘😘😘

#MomOfSix

*Gambar dari buku Keluarga Super Irit 1 💣*

2 komentar:

  1. saya juga termasuk emak-emak yang menerapkan metode hemat dengan ke perpus hihihi.
    Hebat lho ada kursusnya ya di perpus. Semoga perpus di kota saya pun bertambah maju fasilitasnya (sehingga saya bisa pakai lagi hihihi)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya,Mba. Itu Perpustakaan daerah tingkat provinsi. Alhamdulillah ya bisa memanfaatkan fasilitas di sekitar kita 😊

      Hapus

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya :)