Baitullah, tempat impian setiap muslim (dok.pribadi) |
Saya
yakin hampir setiap muslim pasti menginginkan berziarah ke tanah suci, termasuk
saya. Keinginan saya untuk ziarah semakin menguat mana kala saya membaca atau
menulis buku-buku tentang sejarah Islam, khususnya yang berkaitan dengan kota
Makkah dan Madinah. Misalnya waktu menulis tentang kisah Nabi Ismail, saya
membayangkan Siti Hajar meletakkan tubuh bayi Ismail di dekat Ka’bah. Duh,
rasanya pengen sekali saya ke tempat itu. Dan...keinginan itu semakin menguat
ketika adik-adik saya berangkat umrah pada bulan ramadhan tahun 2015. Dari
situ, saya semakin mengkhusyukan diri dalam berdoa supaya bisa berangkat ke
tanah suci secepatnya.
Sebetulnya
hampir tiap malam di bulan ramadhan saya berdoa, memohon kepada Allah supaya
diperkenankan berhaji ke rumah-Nya. Namun karena doa tersebut berjudul doa
malam ramadhan, saya tidak terlalu fokus pada harapan berhajinya. Hanya dibaca
saja tanpa dorongan yang sangat kuat ingin berhaji. Nah, sejak setahun lalu
itulah saya semakin bersungguh-sungguh membaca doa tersebut. Saya malah merasa takjub
saat facebook mengingatkan, ternyata setahun yang lalu saya membagikan doa
tersebut pada teman saya. Waktu itu saya dan teman saya tersebut belum pernah
ke tanah suci. Dan tidak sampai setahun kemudian, saya dan teman saya tersebut
dipanggil Allah ke tanah suci, alhamdulillah...
Screenshot status fb tentang doa malam ramadhan |
Saya
berangkat ke tanah suci tanggal 28 April 2016. Sedangkan teman saya sudah
berangkat beberapa bulan sebelumnya. Selain rejekinya baru ada, Allah pun
memilihkan waktu yang paling tepat bagi kami. Saat itu suami agak senggang dari
tugas-tugas di kantornya. Orang tua saya pun dalam keadaan sehat hingga bisa
dititipi anak-anak. Demikianlah Allah mentakdirkan yang terbaik bagi saya dan
suami.
Sebetulnya
dana yang ada masih belum genap untuk bisa memberangkatkan saya dan suami.
Namun atas kebaikan adik, dia membantu saya menggenapkannya. Alhamdulillah,
mudah-mudahan Allah menggantinya dengan rejeki yang lebih baik.
Setelah
masalah dana tidak ada kendala, saya pun mulai searching biro travel umrah dan
haji di internet dengan kata kunci “travel umrah bandung”. Sederet biro travel
bermunculan. Saya buka satu persatu, melihat tanggal keberangkatan yang
sekiranya cocok dengan jadwal haid saya dan juga biayanya yang terjangkau. Selain
itu, saya juga melihat fasilitas transportasi dan akomodasi yang ditawarkan
cukup menjanjikan. Pesawat dengan menggunakan Saudia Airlines Jakarta-Jeddah
tanpa transit serta penginapan dekat Masjid Nabawi dan Masjidil Haram. Maka
jatuhlah pilihan saya pada biro travel yang waktu itu sedang mengadakan promo.
Biaya
Perjalanan Umrah Sudah Termasuk:
♦Tiket
Pesawat P/P Economy Class JAKARTA – JEDDAH ♦Visa Umrah ♦Akomodasi / Hotel sesuai program ♦Driver
& Transportasi Bis A/C untuk Ziarah, Tours, dan Transfer ♦Makan/minum
sesuai program ♦ Muthawwif atau Pembimbing berbahasa Indonesia ♦Air Zamzam @05
Liter per Jamaah ♦ Perlengkapan Jamaah (Koper, Tas Paspor, Kain Seragam, Kain
Ihram / Malaya, Buku Panduan Do’a dan, I/D Card Jamaah)
Biaya
Perjalanan Umrah Belum Termasuk
♦Biaya
Pembuatan PASPOR (Baru / Perpanjangan Paspor) ♦ Biaya Tambah Nama di PASPOR
menjadi 3 (tiga suku kata) ♦ Biaya
Suntik Meningitis ♦Pembuatan Surat Muhrim ♦Kelebihan Bagasi (sesuai Ketentuan
Penerbangan) ♦Tour/Makan/Minum tambahan diluar program ♦ Pengeluaran – biaya
bersifat Pribadi (Telephone Bill, Payview TV, Mini Bar, dan Lain-lain).
(sumber:
website Rihlah Tour)
Setelah
kontak-kontak via WA dan telpon dengan admin biro travel tersebut, akhirnya
saya dan suami datang ke kantornya. Di
situ kami melakukan pendaftaran dengan menyerahkan biaya umrah, foto copy KTP,
foto copy kartu keluarga dan surat nikah asli. Selain itu, saya dan suami pun
diminta membuat pas foto ukuran 4 X 6 dan 3 X 4 dengan fokus wajah 80% dan
latar putih.
foto fokus wajah 80% |
Setelah
passport selesai dibuat, saya dan suami melakukan suntik meningitis di kantor
kesehatan Bandara Husein Sastranegara Bandung untuk mendapatkan kartu kuning
meningitis. Sebetulnya pada saat pendaftaran suntik meningitis, kami ditawari
suntik imunisasi influenza juga oleh petugas kesehatan di sana. Tapi suami
memutuskan kami hanya disuntik meningitis saja.
tiket pemeriksaan kesehatan |
Olala,
ternyata kami tidak teliti kalau bungkusan yang dibagikan itu berisi alat test
kehamilan yang dicelupkan ke air seni hihihi....
Baca juga: Buku dan Materi Persiapan Umrah
Baca juga: Buku dan Materi Persiapan Umrah
Makasih sharingnya, Mbak :)
BalasHapusInfonya bermanfaat banget
Sama-sama. Senang sekali kalau bermanfaat. Terima kasih sudah berkunjung :)
HapusHadeuuuh si nenek .... xixixi
BalasHapusKalau nenek-nenek hamil, itu Siti Sarah istri pertama Nabi Ibrahim ya Teh hehe....
Hapushihi, langsung protes aja ya mbak, padahal belum baca, semoga kami juga bisa umroh kayak mbak
BalasHapusHihi iya nih. Aamiin...ya Rabbal'alamiin... :)
Hapus